WAJO – Upaya menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan bebas dari perundungan menjadi perhatian utama mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Universitas Hasanuddin. Bertempat di SDN 188 Tanrongi, Kecamatan Pitumpanua, Kabupaten Wajo, mahasiswa bernama Nur Amalia dari Prodi Sastra Indonesia menyelenggarakan program Sosialisasi Anti Bullying sebagai bagian dari pengabdian masyarakat KKN-T Gelombang 113.
Kegiatan yang berlangsung dari 12 Januari hingga 7 Februari 2025 ini mengusung tema Inovasi Pembangunan Desa dan mendapat sambutan hangat dari pihak sekolah serta masyarakat. Sosialisasi dilakukan melalui pendekatan interaktif yang melibatkan siswa dalam diskusi, pemutaran materi visual, dan pembagian buku saku berisi informasi penting seputar bullying.
"Kami ingin para siswa paham bahwa bullying bukan hal sepele. Dampaknya bisa serius bagi korban maupun pelaku. Lewat sosialisasi ini, kami berharap anak-anak bisa lebih menghargai satu sama lain," ujar Nur Amalia.
Dari hasil observasi, diketahui masih banyak siswa yang belum memahami bahwa ejekan, pengucilan, atau kekerasan verbal juga termasuk dalam kategori bullying. Hal ini menjadi alasan utama diadakannya program ini, apalagi sekolah tersebut belum pernah mendapatkan sosialisasi mendalam terkait isu ini sebelumnya.
Tak hanya siswa, guru dan orang tua juga dilibatkan dalam proses evaluasi dan diskusi. Para guru diajak untuk lebih peka terhadap tanda-tanda bullying di kelas serta mencari solusi pendekatan yang edukatif dalam menangani kasus yang mungkin muncul.
Kepala Sekolah SDN 188 Tanrongi menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan ini. “Program ini sangat bermanfaat. Anak-anak jadi lebih terbuka dan berani bicara. Kami berharap kegiatan serupa bisa berlanjut dengan cakupan yang lebih luas.”
Sebagai luaran kegiatan, tim KKN menyusun buku saku anti bullying yang diserahkan kepada Kepala Desa sebagai perwakilan agar dapat disebarluaskan ke masyarakat. Harapannya, pemahaman tentang pentingnya mencegah bullying bisa ditanamkan sejak dini dan menjadi bagian dari budaya sekolah.
Kegiatan ini menjadi salah satu bukti nyata bahwa pengabdian mahasiswa tidak hanya tentang pembangunan fisik, tapi juga pembangunan karakter dan budaya sosial di masyarakat.